Ketahui Ini Makna Tradisi Wiwitan Pari di Jawa dan Prosesinya

Ketahui Ini Makna Tradisi Wiwitan Pari di Jawa dan Prosesinya

Mendengar istilah tradisi wiwitan pari mungkin masih banyak orang belum mengetahuinya. Padahal tradisi ini bisa dikatakan agenda di mana terbilang rutin dilakukan.

Membahas tentang tradisi sendiri sangatlah kompleks. Apalagi Indonesia memang dikenal memiliki banyak daerah. Di mana pastinya setiap daerah tersebut memiliki adat istiadatnya masing – masing. Salah satunya adalah wiwitan ini.

Definisi dan Filosofi Tradisi Wiwitan Pari

Tradisi wiwitan pari merupakan wujud ungkapan syukur dan terima kasih kepada Tuhan serta Dewi Sri untuk semua berkah dan hasil panen yang telah diberikan.

Salah satu keunikan negara Indonesia adalah keragaman budayanya. Hal tersebut meskipun terdengar dan dianggap biasa oleh masyarakat, namun sebenarnya bisa menjadi salah satu keunikan sekaligus daya tarik bagi wisatawan.

  • Definisi Atau Pengertian Tradisi Wiwitan Pari

Jika menghitung jumlah adat istiadat yang ada di Indonesia tentu akan sedikit kesulitan mengingat jumlahnya memang terbilang banyak. Meskipun perkembangan jaman modern semakin mendominasi, namun uniknya masih cukup banyak daerah di mana saat ini masih tetap mempertahankan tradisinya.

Semua dipertahankan, dijaga dan dilestarikan sebagai sebuah budaya turun – temurun dari leluhur. Sekaligus dijadikan sebagai daya tarik dari daerah itu sendiri.

Salah satu daerah atau suku di mana terbilang memiliki banyak tradisi yang masih ada sampai sekarang adalah Jawa. Jumlahnya sendiri memang banyak, namun salah satu tradisi terbilang unik di Jawa adalah wiwitan.

Wiwitan sendiri diambil dari kata bahasa Jawa yaitu ” wiwit ” di mana artinya adalah awal atau awalan. Biasanya masyarakat Jawa melakukannya ketika akan memanen padi.

Pelaksanaannya sendiri juga tidak sembarangan. Melainkan harus dilengkapi dengan persyaratan seperti uborampe serta beberapa prosesnya bisa dikatakan penuh makna.

Dibeberapa daerah Jawa sendiri sampai dengan saat ini masih banyak masyarakat melakukannya sebagai salah satu wujud untuk melestarikan tradisi nenek moyang di mana memang sudah dilakukan sejak dulu.

  • Filosofi Atau Makna Tradisi Wiwitan Pari

Bagi generasi modern mungkin akan sedikit asing dengan semua adat – istiadat kuno. Di mana akan diidentikan dengan hal – hal magis hingga bisa jadi ketinggalan jaman. Namun perlu dipahami bahwa semua adat dan tradisi yang ada sebenarnya bukan tanpa alasan.

Bisa dikatakan bahwa dalam setiap proses dan acaranya memiliki maknanya masing – masing. Hal ini juga berlaku bagi wiwitan pari yang sampai hari ini masih sering dilakukan oleh masyarakat Jawa. Dan mengenai maknanya sendiri bisa dikatakan cukup mendalam.

Mengenai filosofi wiwitan sendiri yaitu ucapan rasa syukur kepada Tuhan atas segala nikmat dan rahmat yang telah diberikan. Selain itu juga sebagai bentuk terima kasih kepada Dewi Sri. Dewi Sri sendiri dalam mitologi Jawa dianggap sebagai Dewi Padi sekaligus melambangkan kesuburan

Proses Pelaksanaan Tradisi Wiwitan Pari

Setiap tradisi yang ada di Jawa dilakukan sesuai dengan aturannya. Hal ini berkaitan dengan proses, tata cara pelaksanaan serta persyaratan yang harus disiapkan. Untuk wiwitan sendiri prosesinya adalah sebagai berikut.

1. Memilih Lokasi Pelaksanaan

Perlu diketahui bahwa prosesi wiwitan ini memang dilakukan di sawah yang akan dilakukan panen. Hanya saja perlu digarisbawahi bahwa spot atau titik yang dipilih juga tidak sembarangan.

Menurut cerita masyarakat, lokasi tersebut dipilih jika memang dirasa memiliki daya magis. Atau dengan kata lain, tempat tersebut harus dipercaya angker karena nantinya memang upacaranya akan diberikan uborampe sebagai wujud sesajen atau persyaratan.

Pelaksanaannya juga tidak bisa dilakukan oleh sembarangan orang. Dikalangan masyarakat Jawa terutama diperkampungan ada istilah ” Mbah Kaum ” di mana dapat diartikan sebagai sosok yang dituakan.

Orang tersebut biasanya akan bertanggung jawab memimpin doa dalam beberapa acara. Misalnya saja seperti kenduri, pemandian jenazah, menyembelih hewan qurban dan aqiqah serta memimpin proses wiwitan padi ini.

2. Mempersiapkan Uborampe

Tradisi wiwitan pari juga harus mempersiapkan beberapa uborampe. Uborampe tersebut umumnya terdiri dari beberapa macam seperti nasi tumpeng, ingkung (ayam utuh), ketupat, telur dan jajanan pasar

Selain itu juga ada perlengkapan lain seperti kendil, cermin, baju, tikar, janur kuning dan masing banyak lagi. Setiap perlengkapan yang digunakan juga memiliki makna atau simbolnya sendiri. Seperti harapan agar panennya melimpah dan bebas dari hama.

3. Pembakaran Dupa Dan Memanjatkan Doa

Acara akan dimulai dengan membakar dupa dilanjutkan dengan pembacaan doa – doa. Dalam doa tersebut akan disampaikan rasa syukur atas berkah dari Tuhan serta terima kasih kepada Dewi Sri atas panen padi yang melimpah.

4. Memercikkan Air Ke Sawah

Selanjutnya adalah memercikan air ke sawah. Air tersebut berasal dari kendi atau kendil yang sudah dibawa sebagai salah satu uborampe. Air yang sudah dipanjatkan doa tersebut kemudian dipercikkan ke sawah yang akan dipanen.

5. Meletakkan Uborampe

Proses tradisi wiwitan pari berikutnya yaitu meletakkan uborampe dibeberapa sudut sawah dipercayai memiliki kekuatan ghaib.

6. Membagikan Makanan

Proses terakhir yakni membagikan makanan. Setelah uborampe diletakkan, maka selanjutnya adalah berbagai sedekah. Makanan yang sudah dipanjatkan doa tadi dibagikan kepada orang – orang yang hadir dalam proses wiwitan atau bisa juga kepada petani yang kebetulan berada disekitar lokasi tersebut.

Dengan berbagai penjelasan diatas maka bisa dikatakan bahwa tradisi wiwitan pari merupakan salah satu bagian dari kultur atau budaya yang dilakukan masyarakat khususnya di Jawa, di mana bermakna rasa syukur dan ucapan terima kasih kepada Tuhan dan Dewi Sri atas semua berkah panen yang diberikan.