Inilah Ciri Khas Tentang Sejarah Kimono Jepang beserta Jenisnya

Inilah Ciri Khas Tentang Sejarah Kimono Jepang beserta Jenisnya

Sejarah Kimono Jepang memiliki keunikannya tersendiri dari makna apa yang terkandung dalam kimono tersebut hingga beberapa jenis kimono yang dipakai oleh wanita.

Ketika mendengar tentang sejarah kimono Jepang mungkin memang masih banyak sekali orang yang belum memahaminya. Meskipun secara umum hampir semua orang di seluruh dunia pasti sudah mengetahui bahwa Kimono merupakan pakaian tradisional asal negeri tirai bambu tersebut.

Setiap negara memang memiliki ciri khas dan bersejarah perjalanan masing-masing. Setiap ciri khas juga berbeda baik itu dari segi bahasa, budaya atau tradisi, makanan hingga pakaiannya. Sama halnya dengan Jepang dimana juga memiliki pakaian khas dimana sejarahnya akan dijelaskan dibawah ini.

Mengenal Tentang Sejarah Kimono Jepang, Makna dan Jenisnya

Sejarah kimono Jepang dimulai tahun 794 hingga sekarang dimana model dan jenisnya kian beragam bisa digunakan sesuai usia, status perkawinan dan acaranya

Bukan hanya memiliki wisata alam terbaik di Jepang, beberapa fakta sejarahnya juga mampu menarik perhatian wisatawan salah satunya ialah kimono khas Jepang. Jika selama ini Anda berpikir pakaian khas asal Jepang hanya sebatas ciri saja maka itu salah besar. Karena faktanya justru memiliki sejarah kimono Jepang dan makna tersendiri. Dimana secara otomatis memiliki arti mendalam sehingga sampai saat ini masih dilestarikan.

1. Makna dan bentuk kimono

Perlu diketahui bahwa Kimono sendiri berasal dari dua kata, yaitu ” Ki ” memiliki arti pakai dan juga ” Mono ” dimana bermakna barang. Secara bentuk sebenarnya bisa dikatakan memiliki banyak perubahan. Perubahan tersebut bisa terlihat dari masa ke masa.

Namun berdasarkan sejarah kimono Jepang yang ada, dulunya berbentuk menyerupai huruf ” T “. Pada bagian leher terdapat sebuah kerah. Namun terdapat perbedaan antara kerah kanan dan kiri, yaitu posisi kerah bagian kiri harus lebih tinggi daripada kerah bagian kanan.

Sedangkan pada lengan cenderung panjang hingga pergelangan tangan. Ukurannya juga lebar atau longgar seperti layaknya mantel. Pada bagian perut terdapat sabuk yang dililitkan ke perut depan hingga pinggang belakang. Sabuk ini dikenal dengan nama ” Obi “.

Ketika menggunakan Kimono ini biasanya juga menggunakan alas kaki. Alas kaki tersebut disebut dengan istilah ” Geta ” atau bisa juga ” Zori “. Penggunaan Kimono ini juga berdasarkan musim dan juga acaranya.

Dengan masih dilestarikannya Kimono sampai sekarang, maka hal ini menandakan bahwa Jepang menjadi salah satu negara yang masih sangat peduli dengan kebudayaan dan sejarah. Sehingga meskipun peradaban sudah modern dan canggih, namun bagian dari sejarah berupa pakaian ini masih dan tetap dilestarikan sampai sekarang.

Bahkan bisa dikatakan bahwa Kimono ini menjadi salah satu identitas dari negara Jepang. Ketika menyebut istilah tersebut, maka secara otomatis akan identik dengan negara Jepang.

2.  Perbedaan kimono pria dan wanita

Selain perbedaan bentuk atau model, ternyata sejarah kimono Jepang juga terletak pada jenisnya. Mengenai bentuk atau modelnya sendiri, dibedakan ke dalam dua macam tergantung dari siapa yang memakainya. Jika pria maka modelnya berupa setelan atas bawah, namun jika wanita maka modelnya adalah terusan.

Selain perbedaan model, Kimono juga akan nampak perbedaan dari segi warna dan polanya. Umumnya untuk pria cenderung menggunakan warna – warna gelap. Seperti misalnya hitam maupun biru, coklat dan hijau yang condong ke arah tua.

Sedangkan untuk wanita pemilihan warnanya lebih variatif, bisa berwarna gelap maupun terang. Namun untuk pola tenunannya juga berbeda satu sama lain. Perbedaan warna dan pola ini memiliki simbol atau makna dimana bisa menggambarkan beberapa hal seperti status pernikahan, usia hingga jenis acaranya.

Beberapa Jenis Kimono yang Sering Digunakan

Jika diatas hanya dijelaskan mengenai perbedaan model atau bentuk, warna serta polanya maka perlu diketahui juga bahwa ternyata jenis kimono sendiri ada banyak sekali. Semua memiliki perbedaan berdasarkan acara maupun siapa yang memakainya.

Meskipun dulu biasa digunakan untuk pria dan wanita, namun saat ini justru lebih sering dikenakan oleh wanita saja. Berikut adalah jenis dan sejarah kimono Jepang dimana saat ini lebih sering dipakai oleh wanita.

  • Yukata

Jenis pertama disebut dengan yukata dengan ciri khasnya adalah menggunakan warna maupun motif yang cenderung cerah. Selain itu juga dibuat dari bahan yang tipis sehingga sangat cocok dikenakan saat musim panas.

  • Komon

Komon memiliki ciri khas berupa motif yang cenderung kecil. Motif ini disebar dihampir seluruh bagian kain kimono. Untuk bahannya sendiri disesuaikan dengan tujuan penggunaan.

Jika digunakan semi formal seperti berkumpul dengan keluarga atau teman, maka bisa menggunakan bahan wol. Sebaliknya jika acaranya lebih formal seperti makan malam diluar atau menonton pertunjukkan, maka bisa memilih bahan yang lebih premium seperti sutra.

  • Tsumugi

Berikutnya ada tsumugi biasanya dipakai dalam aktivitas sehari-hari seperti di rumah maupun berbelanja. Hal ini karena pemilihan bahan pembuatan maupun motifnya sangat simpel. Jenis Tsumugi ini bisa dipakai oleh semua wanita. Baik itu yang sudah menikah maupun yang masih lajang.

  • Furisode

Sejarah kimono Jepang adalah jenis furisode memiliki ciri khas berupa warna dan pola yang cerah serta dibuat dari bahan sutra. Bisanya digunakan oleh wanita lajang yang beranjak dewasa untuk menghadiri acara – acara tertentu seperti menghadiri pernikahan, jamuan minum teh, menghadiri wisuda dan lain sebagainya.

Sedangkan untuk wanita belum menikah yang sudah beranjak dewasa disebut dengan Houmongi. Ciri khasnya adalah motif atau pola yang saling berhadapan pada bagian jahitan kimono.

  • Uchikake

Berikutnya ada uchikake merupakan jenis kimono yang dikenakan dalam pernikahan yaitu mempelai wanita. Ukurannya biasanya panjang hingga menjuntai ke lantai. Dari segi bahan dan motif memang dibuat premium, sehingga dilihat dari segi harga memang lebih mahal.

  • Mofuku

Jenis terakhir yaitu mofuku dimana sering dipakai saat acara duka atau bisa juga dikenakan saat menghadiri acara pemakaman. Ciri khasnya yaitu warna hitam polos tanpa adanya motif satupun.

Beberapa jenis diatas merupakan yang paling sering digunakan saat ini. Namun berdasarkan sejarah kimono Jepang sebenarnya jenisnya masih sangat banyak dimana dibedakan sesuai pemakainya maupun acara yang akan dihadiri.