Bunga Mekar di Antartika, Keindahan yang Meresahkan

Fenomena bunga mekar di Antartika berhasil menggemparkan rakyat dari seluruh dunia. Bunga-bunga tersebut mekar dengan indahnya, tetapi justru keindahan tersebut yang kemudian membawa kekhawatiran.

Pasalnya hal tersebut sangatlah tidak wajar mengingat Antartika sendiri merupakan benua yang meliputi Kutub Selatan di Bumi. Baik Kutub Selatan maupun Kutub Utara sebenarnya sama-sama dingin, tetapi Kutub Selatan tetap lebih dingin.

Dan bagaimana mungkin tumbuhan bisa hidup dalam iklim ekstrem bersalju seperti di sana lah yang menjadi pertanyaan banyak orang. Keresahan akan global warming pun meningkat di tengah banyaknya bencana menggempur penjuru dunia.

Bunga Mekar di Antartika Pertanda Apa?

Ramai sekali sosial media dipenuhi berita terkait foto dari tumbuhan yang hidup di Antartika. Sebenarnya tidak semua gambar itu benar, karena beberapa merupakan gambar yang berasal dari Greenland. Tetapi, bukan berarti berita tersebut tidak benar.

Fenomena bunga mekar di Antartika mencengangkan banyak pihak karena benua tersebut terletak pada bagian selatan Bumi. Benua ini adalah benua terdingin, terluas, serta terkering setelah Asia dan Afrika.

Selain itu, kawasan permukaan di sana mencakup sekitar 98 persen tertutup es. Sehingga akan menjadi sangat aneh jika bunga berhasil mekar pada tempat tersebut. Misalnya saja seperti Deschampsia Antarctica dan Colobanthus Quitensis.

Kedua tumbuhan tersebut bisa tumbuh dan bertahan hidup pada kawasan dengan suhu ekstrem. Diketahui juga bahwa keduanya bisa tumbuh dengan baik karena memanfaatkan kotoran penguin karena kaya akan nitrogen juga nutrisi.

Tetapi, memanfaatkan kotoran penguin saja tidaklah cukup untuk pertumbuhannya. Seperti tumbuhan pada umumnya, mereka akan tumbuh baik ketika mendapatkan asupan sinar matahari yang cukup. Sehingga biasanya mereka tumbuh saat suhu Antartika lebih hangat.

Oleh karena itu, timbul pendapat bahwa fenomena bunga mekar di Antartika merupakan pertanda dari global warming atau pemanasan global. Karena terletak di bagian belahan bumi selatan, seharusnya musim panas di sana terjadi pada bulan Oktober sampai Februari.

Akan tetapi, jika terdapat tumbuhan yang lebih cepat tumbuh, maka hal tersebut bisa menjadi pertanda dari pemanasan global. Pemanasan global ini merupakan proses dengan tanda seperti naiknya suhu atmosfer, daratan, dan laut.

Berdasarkan informasi dari New Scientist,dari pengamatan para ilmuwan bunga mekar di Antartika terjadi lebih cepat pada tahun lalu. Mereka melakukan pencatatan pada Deschampsia Antarctica dan Colobanthus Quitensis pada Pulau Signy sejak 2009 – 2019.

Berdasarkan hasil pengamatan selama 50 tahun, para ilmuwan menyimpulkan bahwa tumbuhan di sana tumbuh lebih cepat dan banyak setiap tahunnya. Hal ini juga beriringan dengan buruknya pemanasan global setiap tahun.

Sehingga melalui hal tersebut, para peneliti setuju jika pemanasan global merupakan faktor utama bunga mekar di Antartika terjadi lebih cepat. Sehingga kondisi tersebut juga perlu menjadi perhatian dunia untuk menjaga stabilitas ekosistem Kutub Selatan itu sendiri.

Dampak Pemanasan Global

Global warming tidak hanya berdampak pada fenomena di atas saja. Perlu Anda ketahui bahwa terdapat banyak dampak negatif dari global warming seperti :

  1. Berpotensi menimbulkan kebakaran hutan karena panasnya suhu bumi.
  2. Volume air laut meningkat akibat mencairnya es pada Kutub.
  3. Bisa menimbulkan wabah penyakit yang timbul akibat perubahan iklim, seperti kolera, ebola, flu burung, dan virus-virus.
  4. Kabut asap (contoh : dari kebakaran hutan).
  5. Berpotensi menimbulkan krisis air bersih karena penguapan air terjadi lebih cepat pada permukaan bumi dan mengurangi pasokan air berbagai wilayah. Selain itu perubahan iklim juga akan mempengaruhi pola curah hujan.
  6. Terumbu karang menjadi rusak karena terhambatnya pertumbuhan dan reproduksi.

Pendapat Para Ahli Mengenai Fenomena Bunga Mekar di Antartika

Peter Convey dari British Antarctic Survey menjelaskan bahwa pertumbuhan pesat ini bukan hanya sekadar perkembangan biasa saja. British Antarctic Survey meyakini terdapat perubahan besar atau titik kritis pada kondisi tersebut.

Marine Science Society of Scotland dari Oban juga menambahkan melalui Matthew Davey. Menurut mereka, perkembangan pesat yang terjadi dapat dengan jelas diamati pada wilayah ini. Penelitian mereka juga memberikan kumpulan data komprehensif pertama.

Kumpulan data tersebut menggambarkan sejauh mana komunitas tanaman bisa tumbuh secara padat juga cepat. Beberapa ahli juga menyadari adanya beberapa faktor yang kemudian mempengaruhi fenomena bunga mekar di Antartika.

Beberapa faktor tersebut adalah seperti penurunan populasi anjing laut berbulu dan perubahan iklim secara drastis. Perubahan suhu bisa membuka peluang untuk spesies invasif menyebar ke seluruh benua. Penyebaran ini bahkan bisa mengalahkan vegetasi asli.

Hal tersebut berdampak mengganggu bagi stabilitas ekosistem lokal. Selain itu, keanekaragaman hayati pada wilayah Antartika juga ikut terancam. Hal tersebut dijelaskan oleh Cannone bahwa lanskap dan keanekaragaman Antartika bisa berubah dengan cepat.

Pembahasan mengenai bunga mekar di Antartika sedikit banyak seharusnya membuka mata seluruh dunia akan kondisi bumi saat ini. sehingga sebagai manusia yang dititipkan, sudah seharusnya menjaga agar bumi bisa pulih kembali.